Pulau Hoga: Pulau Pencari Ketenangan

Pernah mendengar nama Pulau Hoga? Jika belum pernah, sempatkan melihat peta Sulawesi Tenggara, lalu arahkan pandangan ke Kepulauan Tukang Besi atau yang lebih dikenal dengan Wakatobi. Pulau ini bukan merupakan gugusan pulau utama di Wakatobi–yang terdiri dari Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, dan Pulau Binongko. Letaknya tidak jauh dari Pulau Kaledupa, hanya 10 menit perjalanan menggunakan ketinting (perahu kayu kecil bermesin tempel).

IMG_0363

Di Pulau ini hanya ada 2 penginapan, yang pertama penginapan yang dimiliki olah warga lokal di Pulau Hoga yang berjumlah ratusan di sisi Timur pulau, penginapan kedua namanya Hoga Island Resort, dimiliki oleh orang asing.

Saya bersama dengan David, seorang warga negara Amerika yang bertemu dengan saya saat perjalanan dari Pulau Buton, menginap di salah satu bangunan kayu milik warga lokal seharga Rp.200.000 per orang dan per malam. Harga tersebut sudah termasuk makan sebanyak 3 kali di kantin sederhana.

IMG_0323

Jangan berharap terlalu banyak dari penginapan ini, bentuknya rumah panggung sederhana terbuat dari kayu yang bisa digunakan untuk 2 orang setiap bangunannya. Kamar mandinya terletak di bagian belakang kamar, juga dengan keadaan seadanya. Air bersih masih menjadi permasalahan disini, suplai air bersih didapatkan dari Pulau Kaledupa. Tidak banyak yang menginap disana kala itu, terang Pak Jufri Pulau Hoga hanya ramai saat bulan Juni-Agustus setiap tahunnya, dimana para pelajar dari Inggris akan datang ke pulau ini untuk melakukan kegiatan penelitian dan juga penyelamanan. Jangan harap mendapatkan penginapan jika datang pada waktu tersebut tambahnya.

Oh ya, Pak Jufri ini mengelola seluruh penginapan dan tempat ini. Saya lupa bilang, jika tempat ini sebenarnya tidak memiliki nama, cuma dikenal sebagai Operation Wallacea–sebuah LSM asal Inggris yang menjalankan program penelitian biologi dan konservasi pada beberapa lokasi remote di dunia, kalian bisa lihat website-nya disini.

IMG_0351

Menjelang sore hari, saya menyempatkan berkeliling pulau yang ternyata cukup luas ini. Di bagian belakang pulau, ada beberapa rumah warga lokal, jumlahnya tidak banyak. Fasilitas yang ada di tempat ini terbilang lengkap, sebuah dive center yang terkelola dengan baik, dengan alat-alat yang masih bagus dan terawat, Pak Jufri juga merupakan seorang dive master di Pulau Hoga.

IMG_0356

Jika tidak sempat mengunjungi keseluruhan titik selam di Kepulauan Wakatobi, Pulau Hoga cukup representatif menunjukkan keindahan Wakatobi sebenarnya. Titik selam di sekitar Pulau Hoga memang tidak sebanyak di Pulau Tomia, tapi keindahannya tidak kalah. Saya sendiri melakukan diving bersama Pak Jufri, titik penyelaman pertama yaitu Bola 2. Tempat ini relatif aman bagi pemula, sering digunakan sebagai tempat belajar menyelam, karena tidak berarus.

Lokasi penyelaman yang kedua bernama Ritch 1, di tempat ini pertama kalinya saya melihat pygmy sea horse, ukurannya sangat kecil, bahkan jika tidak ditunjukkan oleh Pak Jufri, saya tidak akan mengira jika itu adalah pygmy seahorse yang dicari-cari para penyelam. Penyakit saya saat diving adalah panik sebelum menyelam, entah kenapa jantung selalu berdegup kencang dan saya takut berlebihan. Akhirnya saya sadari jika saya itu sebenarnya takut sama air..haha.

Dari seluruh pulau di Kepulauan Wakatobi, menurut saya Pulau Hoga yang terbaik, bukan dari segi fasilitas tentunya, kalau bicara fasilitas, tempat ini pasti kalah dengan Wakatobi Dive Resorts yang harga per malam per orangnya USD 290, tapi ketenangan yang diberikan oleh pulau ini. Eksotisme sunrise dan sunset yang bisa dinikmati langsung dari depan pantai, duduk santai di dermaga yang panjang, dan juga kesunyian pulaunya yang sepi dari pengunjung.

This slideshow requires JavaScript.

Lebih baik memberitahu Pak Jufri terlebih dahulu jika akan datang ke tempat ini, ia akan menjemput di dermaga Pulau Kaledupa. Jika tidak, perlu menyewa perahu katinting milik Suku Bajo yang berdiam di sekitar Pulau Kaledupa.

Well, jika ingin merasakan kesunyian, Pulau Hoga sangat layak untuk dikunjungi.

 

Note: Pak Jufri +62 86395303993, HP-nya sering tidak aktif karena ia melaut.

 

Leave a comment